Hari yg cukup melelahkan. Banyak postingan yg harus dipost cepat. Sementara mading nuntut minta diisi :D
DIARY CLASSIC
Kamis, 14 April 2016
Kamis, 28 Januari 2016
Di
sebuah kota yang terkenal dengan ke ramah tahamahannya. Disinilah gadis itu
tinggal, hidupnya yang sederhana membuat ia berfikir untuk fokus menatap masa
depannya. Menutup hati untuk segala wujud cinta. Bukannya menolak sebuah
perasaan yang sudah tuhan berikan. Hanya saja ia berfikir semua ada waktunya.
Perasaan sayang dan cinta ia tutupi dengan topeng yang bernama PERSAHABATAN J walau
itu membuat ia tak terlihat. HARUNO SAKURA
.
.
.
THE
MASK
Disclaimer
: masashi kishimoto
Author
: iki-chan
Genre
: drama , romance, hurt, comedy.
Pairing
: sasusaku
Rate
: K+/T
Chapter
: 1
Warning
: banyak sekali typo, mungkin juga membosankan. Ff lamaku yang terbengkalai dan
baru di lanjutkan setelah selesai hiatus. Memungkinkan banyak kesalahan.
Sebelum anda menyesal, lebih baik tk usah membacanya! .
2
tahun yang lalu...
“
kaa-san.. hikss.. kaa-san! Bangunlah! Kumohon..”
‘kami-sama..
jangan kau ambil kaa-san ku. Selamatkan lah dia’
Ketukan
jarum jam dengan suara tangisan detik demi detik nya kian menyatu. Di musim
yang konon menciptakan kehidupan baru bagi para penghumi alam semesta, justru
tak berpihak pada gadis berusia 15 tahun ini. musim yang memberikan kehidupan,
justru merenggut kehidupannya. di musim ini lah ia harus melihat orang yang sangat
dicintainya pergi untuk selamanya.
gadis
cantik yang kini tengah berlutut, seraya memeluk jasad sang ibu itu terus
menangis tiada henti, seolah hanya dia lah yang patut bersedih untuk semua ini.
jari mungil nan panjang itu menyapu bekas darah yang tertinggal. Sungguh ia tak
rela melihat sang ibu di perlakukan seperti ini oleh beberapa orang yang
menagih hutang.
Haruno
sakura. Nama gadis itu, sifatnya yang periang ternyata membuatnya tidak peka
dengan keadaan. Bahkan setiap kali ia merasakan ada yang ibuya tutupi segera ia
tepis saat melihat sudut bibir ibunya terangkat, hingga seperti ini lah
akhirnya. Sang ibu harus mati ditangan penagih hutang yang tidak ia ketahui
sebelumnya.
“kenapa
kau menutupinya dariku, kaa-san!! Aku bahkan tidak tahu bahwa selama ini aku
hidup dengan uang pinjaman! Andai aku tahu.. hikss aku akan membantumu kaasan.
Kau tidak akan menjadi seperti ini!”
sakura terus meracau seraya
mengguncang-guncang tubuh kaku itu, berharap dengan begitu ibunya akan
terbangun kembali, perlahan ia bangkit dan memidahkan jasad sang ibu ke atas
kasur yang reot di makan waktu.
“aku berjanji... aku akan merubah hidupku
untukmu kaa-san, aku akan menjadi anak yang patut dibanggakan. Hidup tentram
dimana tak akan ada lagi yang meganggap aku rendah, semua akan menganggapku
ada! Peganglah janjiku ini. aku berjanji atas namamu... kaa-san.. aku akan
mewujudkan itu semua”
@@@@@@@@@@@@@@@@@@
“ohayou...”
“ohayou
sakura-chan”
“oh
.. hai sakura!”
Begitulah
setiap harinya. Sapaan dari anak seisi dekolah selalu tertuju padanya. Gadis cantik
nan cerdas ini kini selalu menjadi kebanggaan sekolah. Membawa banyak piala dan
penghargaan adalah kegiatan rutin yang di tekuni nya, bahkan semua orang disini
sangat menyukai gadis itu. Selain parasnya yang menawan, hatinya pun seputih
kapas.
Sakura
berjalan manuju kelas denga senyum diwajahnya, selalu seperti itu.
“sakura,
ohayou..”
“ohayou
ino” jawab sakura. Ia mulai mendudukan dirinya tapat disebalah gadis pirang itu.
“kau
terlihat bahagia hari ini, ada apa.hm?” ino menyenggol pelan sakura dengan
sikutnya, membuat sakura sedikit mengaduh atas tingkahnya.
“hm,
aku berhasil memenangkan sains nasional, ino” ucapnya antusias, sakura meraih
tangan sahabatnya itu. Seolah mencari pegangan saat perasaannya terbang.
Bagaimana tidak? ia sekali lagi memenangkan lomba itu. Untuk semua yang di
dapatkannya, hanya ada satu nama yang selalu ia harapkan muncul saat penyematan
hadiah. Ibu.
“lagi-lagi
menang, kapan kau akan kalahnya. Sakura...” ino tersenyum jahil. Sedangkan
sakura merenggut saat ino mengatakan itu.
Sedetik kemudian tawa pecah antara keduanya.
DANGO
Chapter 2
Genre :
Romance, Comedy, Friedship, Hurt.
Rated : T
Disclaimer
: Masashi Kishimoto
Pairing :
SasuSaku
Warning :
Typo dimana-mana, humor yang garing, bikin jenuh, dll
Author :
Iki Katsumi
DON’T LIKE
DON’T READ....!
20 menit
sebelumnya...
Gadis
bersurai panjang itu tersenyum melihat lelaki berperawakan tegap itu menemukan
bento yang sengaja di letakkan untuknya. Hatinya berbunga saat satu persatu
telur gulung itu masuk kedalam mulut Sasuke. Tak erasa sudah 10 menit lamanya
ia menunggu Sasuke menemukan bento nya itu, bento yang ia siapkan sengaja hanya
untuk Sasuke akhirnya sampai pada si penerima. Sementara senyumnya yang masih
mengembang, ia memutuskan untuk pergi melanjutkan kegiatannya, berusaha merasa
cukup dengan hasil yang diharapkannya.
BACK TO
STORY
“Ah!”
Sasuke melihat Sakura
reflek karena terkejut oleh teriakan Sakura yang tiba-tiba.
“APA?! Tak bisakah
kau tidak mengagetkanku sekali saja?”
“Eh.. ayo lanjut
kan makanmu Sasuke”
Sasuke sweatdrop mendengar
itu. Entah berapa kali Sasuke dibuat geram akan kepolosan Sakura yang
berlebihan. Tak ada cara lain selain pasrah seraya mengelus dada, meratapi
kesialannya yang bisa-bisanya bersahabat dengan makhluk seperti Sakura.
“Apa saja yang kau
lakukan sampai-sampai kau menjadikanku jamur saat menunggumu” tanya Sasuke
seraya mengelap sisa makanan di bibirnya , setelah selesai dengan bento yang ditemukannya tadi. Sasuke
begitu menikmatinya, bahkan Sakura yang dari tadi berada tepat di dekatnya
hanya di perbolehkan melihatnya makan. Ckckck kejam memang.
“ Tentu saja aku
membersihkan aula. Memangnya apa lagi. Heh? Andai saja kau ikut membantu ku,
kau tidak akan menunggu sampai jamuran seperti apa katamu tadi.” Balas Sakura
sinis “Dan sebenarnya itu memang harus! Jelas-jelas kau yang salah” lanjut Sakura.
“ Kau pikir enak
menunggu? Sedari tadi aku di jatuhi daun daun kering itu! “ Sasuke menunjuk
daun kering yang berguguran dari dahannya. “Itu juga! Itu! Itu dan itu! Mereka selalu
saja menimpa kepalaku,”
Setelah selesai
dengan argumen nya yang terkesan kekanakkan tadi, Sasuke melirik Sakura yang
kini tengah memperhatikannya dengan tampang konyol, mulut yang terbuka dengan
mata tanpa ekspresi. Ternyata Sakura salah besar jika membenarkan perkataan Sasuke
yang mengatainya bodoh. Buktinya Sasuke tak kalah bodoh dengannya. Tepatnya
kekanakkan.
“Tingkahmu konyol
dan kekanakkan Sasuke” Sakura mengatakannya masih dengan posisi dan ekspesi
yang sama. Ingin sekali ia menertawakan Sasuke karena tingkahnya tadi, sungguh
ia harus mati-matian menahannya.
Beruntung memang,
bisa melihat Sasuke yang sebenarnya, walau begitu ada juga keluhan Sasuke yang
membuatnya merasakan lagi getaran di hatinya. ‘kau pikir enak menunggu?’ hah,
harusnya ia yang berkata itu pada Sasuke. Walau dengan arti yang lain.
“Cepatlah. Sampai
kapan kau akan disini”
“Ya ya, tunggu aku”
Sakura berlari mengejar Sasuke dan berusaha mensejajarkan langkahnya yang
pendek dengan langkah Sasuke yang jauh lebih lebar darinya. Sakura jadi
teringat saat Sasuke menyuruhnya mengganti kakinya dengan kaki bebek. Apa
maksudnya? Tentu saja kaki Sakura lebih baik dari pada kaki bebek. Memikirkan
itu membuat Sakura kesal sendiri.
Jika setiap
kejadian itu disusun satu persatu, mungkin beginilah yang terjadi. Sasuke yang
menyuruhnya membersihkan aula sendiri, sementara ia diam. Bahkan ia tak membagi
bento nya pada Sakura, taukah kau Sasuke? Arti diam dari seorang gadis itu
adalah ia tak ingin memulai lebih dulu. Tapi mengingat Sasuke tidak mungkin
berpikir seperti itu seharusnya ia tadi meminta langsung saja pada Sasuke. Dan
dengan seenak jidat ia menyalahkannya karena telah lama menunggu. Sebenanya
yang patut marah itu siapa?!
Setelah memikirkan
kejadian tadi, Sakura hanya bisa pasrah karena tidak dapat berbuat apa-apa.
Jika diibaratkan air, maka gambaran yang tepat untuknya adalah air yang
mendidih dan menimbulkan suara yang sangat nyaring.
Dan akhirnya mereka
pun kembali ke kelas dengan rasa kesal masing-masing di hati mereka. Tapi tak
seharusnya mereka kembali bersama,mereka tidak tau apa saja yang akan dilakukan
seseorang jika melihat keduanya berjalan beriringan.
“Hoy! Sasuke!
Sakura! Bagaimana dengan hukuman kalian? Hahaha aku tak yakin kau menjalankan
hukuman itu, Sasuke” Naruto menghampiri mereka di koridor saat akan menemui
Tsunade-sensei. “Memang” jawab Sakura lirih. Tapi tetap saja Sasuke
mendengarnya. Deathglare nya ia arahkan pada Sakura sehingga membuatnya
bungkam.
“Hahahaha sudah ku
duga! Baiklah, aku akan menemui Tsunade-sensei sekarang. Kalian segera lah ke
kelas, jika tak ingin kena hukum oleh Anko-sensei” Sasuke dan Sakura berlalu
setelah Naruto mengatakan itu. Untuk apa Naruto menemui Tsunade?
Ntah, mungkin ia
melakukan kesalahan lagi.
Sesampainya
dikelas, mereka segera menempati kursi mereka masing-masing. Baru saja mereka
bisa bernafas lega karena hukumannya telah selesai, tapi ternyata Anko-sensei
sudah menghampiri mereka lagi. Amarah terlihat jelas di wajahnya.
“Sasuke! Sakura!
Apa kalian sudah menyelesaikan hukuman itu?”
“Ha’i sensei. Kami
sudah membersihkannya” jawabnya seretak.
“Lalu mengapa bisa
aku mendengar laporan bahwa kalian tidak membersihkannya. Beberapa penjaga
sekolahpun melihat aula itu masih persis seperti asal. Tidak ada perubahan.
Sebenarnya apa saja yang kalian berdua lakukan disana?”
“Aku- maksudku kami
sudah membersihkannya sensei” Sakura mencoba menjelaskan bahwa yang dikatakanya
itu benar. Mana mungkin ia melanggar perintah sensei yang terkenal garang itu.
Memang Sakura akui ia sempat pergi sebentar, tapi tentu saja setelah
menyelesaikan pekerjaannya.
Sementara Sasuke?
Ia hanya berdiam diri karena memang sebenarnya ia tidak ikut membantu Sakura
membersihkan tempat itu. Sakura melirik Sasuke dengan tanda tanya dikepalanya.
Tapi yang di liriknya hanya menggendikkan bahu tak tahu.
“Lebih baik kalian ikut
denganku”
Tidak mungkin!
Setelah sampai di tempat itu mereka memag menyaksikan tempat itu masih persis
seperti semula. Kotor dan kacau, tak ada tanda-tanda perubahan dari tempat itu.
“Sebenarnya apa
saja yang kau lakukan dari tadi, Sakura” bisik Sasuke penuh penekanan di setiap
katanya. sasuke geram, karena menurutnya ia harus mengulang hukumannya itu
akibat sakura. Sementara sakura sendiri masih shock dengan apa yang dilihatnya.
Satu kalimat yang kini berkelibatan di benak sakura. BAGAIMANA BISA???
TBC .
Jya! Akhirnya
chapter 2 selesai aku bikin :v setelah sekian lamanya aku nunggu2 waktu
senggang seperti ini. dan akhirnya aku kembali dari hiatus ku. Wkwkwk.. bagun
dari hiatus membuatku punya banyak hutang *curhat* #plakk tapi akan aku cicil,
agar seperti dulu lagi.......
Semoga gk bsen baca
ya, aku tau cerita ini super gj, tapi aku akan memperbaikinya lagi... apalagi
kalau ada yang kritik. Ok.. mohon bantuannya :D
Re-post !
Ff ini baru
selesai ku revisi. *ceilah* dan asal readers tau, ini ff ku yg trtunda.
Hwahahahaa #plakk
DANGO
Chapter 1
Genre :
Romance, Comedy, Friedship, Hurt.
Rated : T
Disclaimer
: Masashi Kishimoto
Pairing :
SasuSaku
Warning : Typo
dimana-mana, humor yang garing, bikin jenuh, dll
Author :
Iki Katsumi
DON’T LIKE
DON’T READ....!
Summary:
Aku hanya ingin
terlihat olehmu. Meski kau sulit ku raih ... tapi setidaknya dengan senyum aku
bisa bersamamu.
.
.
.
.
Aku megaguminya...
menyukai. Mencintai??? Entahlah ... hanya saja aku selalu ingin bersamanya, ia
sangat sulit ku raih, Apa bisa itu disebut cinta? Tapi aku tak bisa meraihnya.
Aku dan dirinya... bagaikan langit dan bumi.
“Hei cepatlah.
Waktu terus berputar asal kau tahu” Sasuke mempercepat langkahnya seraya terus
mengomel pada Sakura yang berjalan tepat dibelakangnya.
“Kau! Tunggu aku.
Bukankah kau yang membuat kita terjebak dalam kondisi seperti ini? kalau saja
kau bangun lebih awal, semuanya tidak akan begini Sasukeee!!!” teriak Sakura
seraya terus mengejar Sasuke, berusaha mensejajarkan langkahnya.
“Semua akan tetap
baik-baik saja jika langkahmu itu bisa lebih cepat” sahut Sasuke dingin,
berjalan dengan setengah berlari.
“Lalu aku bisa apa
dengan kaki ku ini?”
“Hn, ganti saja denga
kaki bebek”
“Apa kau
bilaaaang?????!”
PLETAK
DUAGH
“AARGGHH” jerit Sasuke
frustasi sekaligus kesal. Lemparan Sakura memang selalu tepat sasaran
.
.
.
.
.
“Ha’i sensei” ujar
mereka berdua bersamaan
.
.
.
“ Ini semua
salahmu” Sasuke mengambil kain yang terserak dibawah, lalu ia masukkan kain itu
bersamaan degan cairan pembersih.
“Seharusnya aku
yang bilang seperti itu padamu Sasuke!” Sakura balas menyalahkan. Ia menyambar
dengan kasar kain yang berada di tangan Sasuke. Sedangkan sasuke hanya membalasnya
dengan tatapan tajam.
“Kalau begitu.
Lakukanlah sendiri” ia mulai meninggalkan Sakura sendiri di aula. Membebankan
semua hukuman untuk membersihkan seisi aula padanya.
Entah mengapa Sakura
hanya bisa diam saja ketika melihat Sasuke sudah seperti itu. Sejujurya
tingkahnya selama ini yang selalu memancing amarah Sasuke hanya untuk mengambil
perhatiannya. Sakura hanya ingin Sasuke membalas setiap perkataannya walau yang keluar selalu ejekan bahkan hinaan.
Ia sudah biasa diperlakukan seperti itu, setidaknya Sasuke hanya bertingkah
seperti itu padanya, ia lah satu-satu nya yang bisa membuat Sasuke nyaman.
Walau dengan kata lain Sakura pun harus siap menerima saat Sasuke sedang
senang.... ya, senang ketika bersama wanita lain.
Sakura hanya salah
satu gadis yang mencintai Sasuke dari ratusan gadis diluar sana yang menjelma
menjadi seorang sahabat yang selalu menunjukkan rasa tidak tertarik pada Sasuke,
sebenarnya... bukan tak ingin. Hanya Sakura sadar diri dengan fisiknya yang
kalah cantik. Ia juga takut bila Sasuke mengetahui perasaan itu, sasuke
meninggalkannya.
“Terserah kau
sajalah” ucap Sakura lirih. Ia mulai membersihkan lantai dan jendela yang kian
hari kian tertutup debu dan rapuh karena di makan waktu.
1 jam berlalu.
Sasuke menunggu sakura yang sepertinya tak berniat untuk keluar. Selama itu
pula ia tidak akan bisa bebas. Semua
tanggung jawab diserahkan sensei pada sakura. Maka dari itu, ia tak kan bebas
dari hukuman jika sakura belum melaporkan pekerjaannya. Tidak kelas, tidak juga
kantin.
“Tch, sebenarnya
apa saja yang gadis itu lakukan. Dasar bodoh” umpatnya. Sasuke memainkan daun yang tiba-tiba berguguran di
belakang aula. Bahkan ini belum waktunya musim gugur, tapi daun itu sudah
berguguran saja sebelum waktunya. Langkah panjangnya terus berjalan menelusuri
seluk beluk halaman belakang aula yang kini semuanya telah tertutup oleh daun
kering. Akhirnya langkah itu terhenti. Ternyata ia melihat bento tanpa pemilik
yang terletak di atas bangku taman, bento itu dibungkus dengan kain merah marun yang cantik.
Diedarkan pandangannya ke sekeliling, mencoba mencari siapa pemilik bento itu.
Tak ada. Ia tak menemukan siapapun disini. Tentu saja, ini adalah jam pelajaran
berlangsung. Kini seringai tercetak
dibibir sexy nya saat melihat isi bento itu. “Kebetulan” gumamnya.
Ternyata ada yang meninggalkan bento lengkap
denga isinya. Sasuke heran, siapa yang meninggalkannya disini. Isinya pun masih
utuh dan tidak basi. Sepertinya bento itu sengaja ditinggalkan seseorang. Sudahlah,
bahkan ia tak memperdulikan lagi pemikiran-pemikiran tentang siapa pemilik
bento itu. Segera di lahap nya bento itu dengan nikmat. Sebelum hal yang
mengejutkan terjadi.
“HOI SASUKE?!!!”
“Ehm. Uhukk..”
“Eh?? Ada apa?” Sakura
bertanya dengan tampang polos nya.
“Uhukk..uhukk...
a-i..rrr” sasuke berusaha menjelaskan saat ia tersedak oleh makanan.
“Eh? Ini Sasuke.
Ambilah” Sakura menyodorkan botol minuman pada Sasuke. “Bagaimana? Lebih baik?.
Hhhh... untung saja ada aku yang memberimu minum Sasuke” ucap sakura dengan
wajah lega dan bersyukur.
PLETAK
Satu perempatan
muncul di dahi Sasuke saat mendengar perkataan Sakura.
“JUSTRU KAU YANG
MEMBUATKU TERSEDAK. BAKA!” Sasuke membentak Sakura yang masih menatapnya iba.
“Eh?? Aku kau
bilang?” Sakura memasang wajah berfikir “Benarkah???”
Sudahlah, Sasuke
tidak ingin memperpanjang ini semua. Ia tahu jika bodoh Saku kambuh, percuma ia
menjelaskan apapun Sakura pasti akan tertawa(?) akhirnya.
“Ah!”
Sasuke melihat
sakura reflek karena terkejut oleh teriakan sakura yang tiba-tiba.
“APA?! Tak bisakah
kau tidak mengagetkanku sekali saja?”
“Eh.. ayo lanjut
kan makanmu Sasuke”
Sasuke sweatdrop
mendengar itu. Entah berapa kali sasuke dibuat geram akan kepolosan sakura yang
berlebihan. Tak ada cara lain selain pasrah seraya mengelus dada, meratapi
kesialannya yang bisa-bisanya bersahabat dengan makhluk seperti sakura.
SKIP!
Hai sahabat pembaca setiaku!
Maaf aku baru posting sekarang, habis baru beres UN...
Semoga kalian mau mendoakan aku ya, supaya lulus dan bisa masuk sekolah
yang aku tuju! Aminn.
Ok deh kawan aku mau posting dua chapter sekaligus nih... semoga kalian
suka ya!!
summary :
Aku mungkin bisa merasa bahagia sekarang, setidaknya sampai Cita
mengetahui yang sebenarnya. Tapi ku usahakan itu tidak terjadi, meskipun harus
aku yang menelan semua kepahitan itu.....
TERNYATA
AKU SALAH
Chapter
5
.
.
.
.
.
Kringgg!!!
Bel masuk sudah berbunyi, itu berarti waktunya para peserta untuk
pulang ke rumah masing masing. Begitu juga aku yang langsung pulang dengan
sepedah kesayangan ku. Tapi ditengah perjalan aku melihat cita yang sedang
menghampiri ka ragil dengan motornya. Kulihat dari jauh, sepertinya mereka
sedang membicarakan hal serius yang terkadang diselingi canda tawa dari
keduanya,.
“kak ragil kenapa bisa sama cita?” gumamku
Tapi tiba tiba....
TTIIINN...TIIN.. (suara klakson)
“aaaaa... “ jeritku. Ternyata dibelakang ada mobil yang merasa jalannya
terhalangi olehku. Akupun segera memindakan sepedahku ke pinggir.
Tapi sial, kak ragil terlanjur melihatku. Dan segera menghampiriku
bersama cita.
“saraah kamu gak papa kan? tadi kamu kenapa bisa di klaksonin gitu?”
tanya kak ragil cemas. Ya, aku tahu gimana perasaan kak ragil saat ini, dan
diapun membantu aku berdiri.
“gak papa kak, Cuma lengah sedikit tadi. Lagian gak ada yang luka kok.”
Jawabku sambil tersenyum.
“gak papa gimana? Sikut kamu berdarah cita!” kak ragil langsung
mendudukanku di pinggir jalan.
“heii hei.. maaf aku gak sengaja” ucap seseorang yang keluar dari
mobil. Dan ternyata itu tio.
“kamu tuh gimana sih tio! Tau jalanan bukan punya kamu sendiri.. kenapa
ugal ugalan sih! Lihat apa yang kamu lakuin ke Saraah!” bentak kak ragil
“ya ya maaf, kan gk sengaja, lagian kenapa juga dia diem ditengah jalan
gitu!”
“udah udah gak papa kok, Cuma luka kecil juga lagian aku yang salah.
Maaf ya kak tio” ucapku
Tapi kulihat dari tadi cita Cuma diem aja, dia juga gak mau bantuin aku
bangun. Kenapa dia? Apa karena aku udah ngerusak acara ngobrol dia sama kak
ragil ya?
“ya udah, kalau gitu aku traktir makan deh. Buat ganti rugi nya, kamu
gk papa kan kalo aku ajak makan, sarah?” usul kak tio
“ia ayo kak. Aku juga laper, hehe”
“masih bisa ketawa ya kamu!” ketus kak ragil sambil mengerucutkan
bibirnya
“ya udah ayo! Kita pergi. Kamu sama aku sarah” ajak kak tio
“gak, tadi aja kamu ugal ugalan! Mending kamu sama aku aja sarah”
“gak usah kak, biar cita yang sama-“
“gak, aku sama kak tio aja. Bolehkan ka? Aku simpan aja motor aku sama
sepedah sarah disekolah, nanti biar sopir dirumah yang nganterin sepedah sarah”
ucap cita
“ya udah boleh aja sih. Jadi kita berangkat sekarang!”
DI PERJALANAN
Aku senang lagi lagi bisa dibonceng kak ragil. Tapi aku juga ngerasa
bersalah kie cita. Aku seperti udah ngerusak moment bahagia dia, ... dan gak
begitu lama aku terdiam. Ternyata kak ragil mengajakku bicara
“sarah, apa masih sakit?” tanyanya sambil melirikku di kaca spion.
“gak kak, udah enggak, Mm.. tapi kak, boleh gak aku minta turun disini?
Biar cita aja yang bareng sama kakak. Aku kaya udah bikin moment dia sama kakak
hancur deh.” Jawabku hati hati, aku takut kak ragil kesinggung.
“maksud kamu apasih sarah.. kamu gk suka aku boncengin?”
“bukan gitu kak,... aku kan Cuma gak enak sama cita.”
“ya udah..” jawab kak ragil. Dia langsung mengepinggirkan motornya, dan
segera menyuruh kak tio berhenti.
“tio! Berhenti! “ seru kak ragil
“apa sih? Nyuruh berhenti tiba tiba gitu? Keluh kak tio
“ini. Suruh sarah naik mobil kamu aja tio, dia kayaknya lebih baik sama
kamu.”
“ya udah, biar cita sama sarah aku yang bawa”
“eeehh gk kak, cita sama kak ragil aja!!. Ia gak cit?” ucapku, sambil
tersenyum jail
“i...iya deh boleh,” ‘makasih udah pengertian sarah’ bisiknya
Aku tau yang kamu mau cita
Aku juga tau apa yang kamu rasakan
Aku memang bukan orang kuat yang bisa
Menyembunyikan perasaanku
Tapi setidaknya aku bisa menjaga
Persahabatan kita...
RESTAURANT
.
.
.
Aku,kak ragil, cita dan kak tio sedang memesan makanan sekarang, kami
menunggu pesanan kami datang sambil ngobrol bersama. Aku juga ngelihat kak
ragil sedang bercanda ria sama cita. Sakiit memang, tapi ini semua kan kemauan aku.
Aku harus bisa nerima semua ini,. Dan kulihat sebelahku, ternyata kak tio
merhatiin aku. Mungkin dia tau apa yang aku rasain.
“hahah,.. ii kak ragil jahil. Eh, kak mau foto bareng gk? Buat
kenang-kenangan gitu! Kapan lagi kita jalan bareng.” Antusias cita
“iya cit boleh aja, “ jawab kak ragil. Sepertinya kak ragil lupa kalau
ada aku disini, kalau aku pacarnya, yaah meskipun gk ada yang tahu.
“saraah!! Boleh tolong fotoin aku sama kak ragil?” tanya cita
membuyarkan lamunanku
“e..eh ia cit, boleh” ucapku dengan senyum yang dipaksakan.
“satuuu duua tiiiga,.. “ hitungku saat mulai memotret mereka berdua
“waaahh kak! Bagus hasilnya. Aku yang simpan ya!”
“ia, bagus. Kamunya juga cantik cita”puji kak ragil
DEGG!
Sakiiit, hati ini sakit ketika mendengar pujian kak ragil buat cita.
Aku gak rela kalau gini terus. Aku emang bisa pura pura tersenyum. Tapi tetap
aja aku merasakan akibatnya. Sungguh kalo bisa aku lebih baik pulang sekarang
juga!
“kamu kenapa sar?” tanya kak tio “kok kya yang sedih siih? “
“masasih kak? Perasaan aku seneng deh sekarang! Kan kaka ajak makan!”
kilah ku
Ta beberapa lama...
Dddrrrt... ddddrrrt hp ku bnyi, ternyata ada pesan masuk dari nomor
yang gak dikenal
‘gak usah bohong.. aku tau apa yang terjadi antara kalian bertiga!’ isi
pesan itu.
Dan aku melihat ke kak tio. Ternyata kak tio sedang menunjukan sms nya.
Jadiii.. itu sms dari kak tio? Tau dari mana dia nomorku.
Secepatnya juga aku balas sms kak tio, ‘aku gak bohong kak, aku
seneeeng banget.’
‘kamu pintar akting ya?, aku tau kamu cemburu kan sama mereka berdua?’
‘gak kok! Aku kan kuat, hhe’ balasku sambil tersenyum ke kak tio
‘iyalah terserah kamu aja.’
Aku hanya membalas pesanku dengan senyuman.
Dan akhirnya pesananku datang juga, aku Cuma pesan jus jeruk doang.
Karena tadi aku gak ngerasa terlalu lapar, tapi tiba-tiba perutku sakit.
Mungkin maghku kambuh, semakin lama rasanya malah tambah sakit... sampai aku gk
bisa nahan lagi.
“aahh..” ucapku lirih, tapi aku yakin suara ku itu masih bisa didengar
mereka.
“kamu kenapa” tanya kak ragil
“gak papa!” jawabku ketus
“tapi muka kamu pucat sarah!”
“aku gak papa kak..” jawabku. Tetap aku gk boleh keliatan lemah didepan
dia. Akukan kuat
“kamu juga keringat dingin sarah” seru kak tio “kamu sakit? Kita pulang
aja ok?
“ia kak.. ayo.” Aku menyerah sekarang. Sakitnya tambah parah
“aku duluan ragil, cita!” pamit kak tio
Baru aku melangkah beberapa langkah.
BRRUK ! pandangan ku mengabur, dan lama lama menghitam
tbc
Hahaha selesaiii.. aku hutang chapter 6 ya sama kalian, pembaca setia.
Daaaah jangan lupa pilih moment yang kalian suka di bagian paling bawah
cerpen ini ya...
Juga klik gambar (g+) dibawah,,...
Please (mohon)
Langganan:
Postingan (Atom)